Kamis, 04 Desember 2008

Empat Buku Baru dari Sastrawan Made Suarsa


PENGARANG Bali yang juga dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra (FS) Unud, Drs. I Made Suarsa, M.S., menandai tahun 2008 ini dengan sangat istimewa. Betapa tidak, tahun ini Suarsa merilis empat buku. Buku pertama, Geguritan Ken Arok Ken Dedes: Pralinaning Bhumi Singasari (Paramita Surabaya). Buku kedua, Pupulan 12 Carita Cutet Basa Bali Merta Matemahan Wisia (Paramita Surabaya). Buku ketiga, Teks, Koteks, Konteks: Fenomena atas Fenomena atas Fenomena (Udayana University Press). Buku terakhir, Geguritan Kanakaning Kanaka: Panca Dasat Warsa Fakultas Sastra Unud (Udayana University Press).
Suarsa memang menjadi salah satu pengarang produktif. Sejak tahun 2004, hampir setiap tahun Suarsa menelorkan buku. Baik buku kumpulan puisi berbahasa Bali, kumpulan cerpen berbahasa Bali atau pun geguritan.
"Saya memang setiap hari menulis. Setiap ide yang saya dapat tidak pernah saya abaikan," kata Suarsa.

Geguritan Ken Arok Ken Dedes mengisahkan perjalanan seorang Ken Arok merengkuh kekuasaan di Tumapel hingga bisa mendirikan kerajaan Singosari. Namun, kerajaan Singosari akhirnya berakhir memilukan saat kekuasaan dipegang Kertanegara.
Geguritan Suarsa yang kedua, Kanakaning Kanaka menceritakan tentang perjalanan 50 tahun Faksas Unud, almamaternya sekaligus tempatnya mengajar. Tahun 2002, peraih dua kali hadiah sastra Rancage ini juga sudah menulis geguritan tentang Faksas Unud.
Suarsa juga kembali menunjukkan kepiawaiannya bertutur dalam kumpulan cerita pendek berbahasa Bali, Merta Matemahan Wisia. Ada 12 cerpen yang dimuat dalam buku ini. Temanya beragam, mulai dari tradisi alangkahi karang hulu hingga fenomena selingkuh.
Yang menarik, bukunya yang berjudul Teks, Koteks, Konteks. Buku ini merangkum kumpulan tulisan kolom Suarsa yang diuat di Bali Post dan Nusa Tenggara sejak tahun 1994 hingga 1996. Buku ini menunjukkan Suarsa tidak hanya cakap mengarang puisi dan cerpen, tetapi juga bernas dalam menulis kolom.
Keempat buku Saursa ini layak dibaca oleh mereka yang menekuni dunia sastra tradisi geguritan, sastra Bali modern atau pun pemerhati masalah sosial, sastra, budaya dan politik. Buku kumpulan tulisan Suarsa, Teks, Koteks, Konteks justru kaya informasi sosial, sastra, budaya dan politik pada masanya.

2 komentar:

Jejak Kaki Gerimis Semalam mengatakan...

saya ilmi pak. sasindo '10.. saya tidak sengaja menemukan blog bapak. tapi mau follow kok susah yah???

Unknown mengatakan...

Om suastiastu..
Perkenalkan tyang Rai
Ty punya buku geguritan jawi kuno tyang temukan di Perpustakaan smp N 2 kubu
karangasem th 2007 sewaktu perpus d renovasi.
sy sudah ke berbagai sastrawan.. sulinggih namun tak satupun yang bisa baca buku setebal 4cm kusam ukuran A3 tanpa cover dan bertulis tangan sastra bali kuno yang tululisan kurang rata menurut keterangan Ida pedanda gede tianyar dari bentuk paragraf seperti kekawin namun beliaupun tak mampu terjemahkan.. sy mhon ptunjuk buku apa jika memiliki sejarah dr penulisnya yang mungkin bisa saya ibahkan atw saya jual.. jika admin berkenan mhon bantuanya
Suksema
Om santhi santhi santhi om